Selasa, 07 Desember 2010

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai diperkirakan berada di daerah Kutei lama, Muara Kaman, Kota Bangun, dan Sebulu. Namun letak Kerajaan Kutai yang jelas berada di sekitar daerah sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Bukti mengenai keberadaan kerajaan ini yakni dengan ditemukannya tujuh prasasti atau yang disebut Yupa. Yupa ditulis dalam bahasa sansekerta dan huruf Pallawa yang ditemukan di Muara Kaman. Prasasti ini diperkirakan ditulis pada akhir abad ke-4 dan awal abad ke-5. Isi dari prasasti itu mengenai seorang raja Mulawarman yang memberi sedekah berupa tanah, emas, dan lembu kepada Brahmana yang tinggal di tempat yang bernama “Vaprakesvara”. Menurut seorang ahli Ny. Sulaiman mengatakan bahwa kata Vaprakesvara diartikan sebuah lapangan luas tempat pemujaan. Kata Vaprakesvara dihubungkan dengan Dewa Siwa. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa masyarakat kutai pada saat itu memeluk agama Siwa.

Adapun Mulawarman sendiri adalah cucu dari seorang kepala suku yang bernama Kudungga (Raja I Kutai) dan ayahnya bernama Aswawarman. Adapun dalam berita Cina yang ditulis Fa-Hsien menyebutkan bahwa kerajaan Kutai pernah dipimpin oleh raja Devawarman, Aswawarman dan kemudian Mulawarman. Pada Masa Aswawarman wilayah kutai diperluas lagi dengan pelaksanaan “Asmawedha” yakni pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan batas kekuasaan kerajaan Kutai.
Dalam Prasasti itu (yupa) juga disebutkan bahwa Mulawarman mengundang para Brahmana dari India untuk datang ke negaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Kutai bukan kerajaan yang terisolasi atau tidak melakukan hubungan dengan negara lain. Brahmana sendiri akan tinggal di pura. Pura sebagai perwujudan penghormatan Mulawarman atas leluhurnya.
Kerajaan Kutai sebagai sebuah kerajaan yang dapat mentransformasikan kepemimpinan yang bersifat tradisi menuju kepemimpinan yang mengadopsi kebudayaan India.
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar