Selasa, 07 Desember 2010

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah, daerah pusatnya disebut Bhumi Mataram, dikelilingi pegunungan seperti pegunungan Sedayu, Gunung Prau, G. Sumbung, G. Ungaran, G. Merbabu dan sebagainya.
Keberadaan Kerajaan Mataram Kuno diketahui dari Prasarti Canggal. Di desa Canggal (Kedu). Terdapat sebuah maklumat dalam bahasa sansekerta, dibuat pada tahun 732 M. maklumat itu menerangkan bahwa seorang yang bernama Sanjaya (± 730) putra Sannaha mendirikn sebuah tempat suci dekat Muntilan. Di tempat suci itu ada sebuah lingga (tiang batu tanda penghormatan pada Syiwa). Sanjaya menyebut dirinya Rakai Mataram artinya yang menguasai Mataram.

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai diperkirakan berada di daerah Kutei lama, Muara Kaman, Kota Bangun, dan Sebulu. Namun letak Kerajaan Kutai yang jelas berada di sekitar daerah sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Bukti mengenai keberadaan kerajaan ini yakni dengan ditemukannya tujuh prasasti atau yang disebut Yupa. Yupa ditulis dalam bahasa sansekerta dan huruf Pallawa yang ditemukan di Muara Kaman. Prasasti ini diperkirakan ditulis pada akhir abad ke-4 dan awal abad ke-5. Isi dari prasasti itu mengenai seorang raja Mulawarman yang memberi sedekah berupa tanah, emas, dan lembu kepada Brahmana yang tinggal di tempat yang bernama “Vaprakesvara”. Menurut seorang ahli Ny. Sulaiman mengatakan bahwa kata Vaprakesvara diartikan sebuah lapangan luas tempat pemujaan. Kata Vaprakesvara dihubungkan dengan Dewa Siwa. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa masyarakat kutai pada saat itu memeluk agama Siwa.

Kerajaan Sriwijaya

Dapunta Hyang membangun sebuah perkampungan (wanua) yang disebut Sriwijaya. Prasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 M menjadi bukti bahwa saat itu dibangun Kerajaan Sriwijaya.

Lama-kalaman perkampungan itu menjadi sebuah desa, bahkan menjadi kota. Faktor-faktor yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya, yaitu :
Letak yang stratagis
Keberhasilan Sriwijaya menguasai perairan yang strategis di Selat Malaka, Selat Sunda, Semenanjung Malaka, dan Tanah Genting Kra, dilihat dari segi pandangan dan militer sangat menguntungkan. Hal itulah yang kemudia mendorong Kerajaan Sriwijaya berkembang pesat sabagai Kerajaan Maritim.
Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan China
Perdagangan-perdangan dari China dan India yang melewati Selat Malaka selalu singgah di pelabuhan-pelabuhan yang dikuasai Sriwijaya. Hal itu membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya berupa bea cukai, barang-barang yang masuk dan bea cukai kapal-kapal asing yang masuk melalui pelabuhannya, dan juga hasil-hasil bumi berupa rempah-rempah yang melimpah.
Kerubtuhan Kerajaan Pu-Nan
Pada awal abad ke-7 M, Kerajaan fu-Nan yang berada di daerah Indo-China mangalami keruntuhan akibat perang saudara. Kedudukannya sehingga Kerajaan Maritim yang memegang peranan penting dalam percaturan politik di daerah Asia Tenggara selama 6 abad diambil alih oleh Kerajaan Sriwijaya.
   

Kerajaan Kediri

Latar Belakang

Sesungguhnya kota Daha sudah ada sebelum Kerajaan Kadiri berdiri. Daha merupakan singkatan dari Dahanapura, yang berarti kota api. Nama ini terdapat dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga tahun 1042. Hal ini sesuai dengan berita dalam Serat Calon Arang bahwa, saat akhir pemerintahan Airlangga, pusat kerajaan sudah tidak lagi berada di Kahuripan, melainkan pindah ke Daha.

Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan.